JAKARTA I Di tengah banyaknya sorotan terhadap penyalahgunaan jabatan dan krisis moral di berbagai sektor.
CEO PT. MNS Grub Pers dan PT. SMGC, Agus Kliwir tampil dengan suara yang berbeda. ajakan untuk menjadi pemimpin yang rendah hati dan mengayomi.
Dalam keterangannya kepada infoklik.co pada Selasa (13/5/2025), Agus Kliwir menekankan pentingnya menjadi teladan, bukan hanya pemegang kuasa.
“Kepemimpinan itu soal nilai, bukan simbol. Bukan soal posisi, tapi sikap dan cara kita memperlakukan orang lain,” ungkap Agus Kliwir.
Menurut Agus Kliwir, jabatan hanyalah sarana. Ia bukan tujuan akhir. “Yang kita tinggalkan bukan gelar, tapi jejak kebaikan,” tambahnya.
Dia sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia media, menyayangkan banyaknya pemimpin yang lebih fokus menjaga citra daripada membangun karakter.
Ia menilai bahwa esensi kepemimpinan kini mulai bergeser ke arah popularitas semu. “Pemimpin itu harus siap turun ke bawah, menyentuh hati, bukan hanya tampil di layar.
Kebiasaan Agus Kliwir untuk mendengarkan langsung timnya menjadi bukti nyata filosofi kepemimpinannya.
Disinilah, ia menolak membatasi diri dalam sekat birokrasi atau struktur organisasi yang kaku. Baginya, kehadiran adalah bentuk nyata kepedulian.
“Pemimpin yang hadir bukan hanya dilihat dari pidato, tapi dari pelukan, dari perhatian, respon yang tulus,” ujarnya menyentuh.
Agus Kliwir juga mengajak para generasi muda untuk tak silau oleh kekuasaan. Menurutnya, menjadi pemimpin bukan berarti harus menduduki kursi tertinggi, tetapi menjadi pribadi yang mampu membawa perubahan positif.
“Kepemimpinan dimulai dari hati yang bersih. Dari niat untuk melayani, bukan untuk dilayani,” lanjut CEO PT. MNS Grub Pers dan PT. SMGC.
Pesannya yang penuh makna ini menjadi oase di tengah hiruk – pikuk budaya instan dan perebutan posisi.
Banyak kalangan, terutama dari komunitas media dan pengusaha muda, mulai mengutip filosofi Agus Kliwir sebagai inspirasi.
“Saat pemimpin mulai merasa lebih hebat dari yang dipimpinnya, di situlah awal kejatuhan,” pungkasnya.(red)