Infoklik.co, JAKARTA I Dalam kuliah di universitas pertahanan (Unhan), Anggota Komisi III DPR RI, Bambang Soesatyo menekankan bahwa Pancasila adalah benteng utama dalam menangkal radikalisme dan intoleransi yang semakin berkembang di era globalisasi.
Ia menyebut bahwa data dari badan nasional penanggulangan terorisme (BNPT) menunjukkan peningkatan kasus radikalisme di kalangan anak muda Indonesia, pada tahun 2023.
Penyebaran ideologi ekstrem semakin mudah terjadi melalui media sosial dan platform digital.” Radikalisme tidak hanya muncul dari faktor ekonomi atau sosial
Tetapi juga dari lemahnya pemahaman ideologi kebangsaan. Jika generasi muda kehilangan pemahaman terhadap Pancasila, mereka lebih mudah terpengaruh oleh narasi yang ingin memecah belah bangsa,” kata Bamsoet dihadapan media, jumat (14/3/25).
Menurutnya, solusi utama dalam menangkal radikalisme adalah dengan memperkuat pendidikan ideologi sejak dini.
Ia mengusulkan agar kurikulum pendidikan nasional lebih menekankan pada pemahaman mendalam tentang Pancasila, termasuk dalam konteks modern”, imbuh Bamsoet.
Dalam pendekatan represif saja tidak cukup untuk menangani radikalisme. Dibutuhkan strategi yang komprehensif, termasuk penguatan ekonomi.
Untuk pemerataan kesejahteraan, serta peningkatan literasi digital, agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh propaganda ekstremisme.
“Pancasila tidak hanya melawan radikalisme, tetapi juga menjadi panduan bagi masyarakat dalam membangun kehidupan yang harmonis dan damai,” pungkasnya.(@Gus Kliwir)