PATI I Dalam hiruk pikuk penegakan hukum lalu lintas, Satlantas Polresta Pati hadir dengan metode menyejukkan.
Operasi Patuh Candi 2025 bukanlah operasi penilangan massal, melainkan ruang untuk membangun empati antara polisi dan masyarakat.
Sebanyak 62 pengendara dihentikan secara acak. Dari jumlah itu, 35 yang tertib diberi apresiasi, sementara 27 lainnya mendapat edukasi ringan dan humanis.
Polisi hadir tak lagi sebagai sosok menakutkan, tapi sahabat di jalan raya.“Kami tidak ingin masyarakat taat karena takut.
Kami ingin mereka tertib karena sadar bahwa keselamatan itu penting,” ujar Kompol Riki Fahmi Mubarak dihadapan infoklik.co, Selasa (15/7/25).
Operasi ini berlangsung berdasarkan dasar hukum yang jelas, di antaranya UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian dan Surat Telegram Kapolri terbaru.
Masyarakat merespons positif. Banyak yang memposting pengalaman mereka di media sosial.
Salah satu unggahan viral menuliskan, “Diberhentikan polisi, dikasih hadiah. Baru kali ini senang banget dihentikan!”
Kegiatan ini menjadi refleksi bahwa kepercayaan publik terhadap aparat bisa meningkat jika pendekatan dilakukan dengan empati.
Polresta Pati pun mendapat apresiasi sebagai pelopor edukasi kreatif dalam lalu lintas”, pungkasnya.(@Gus Kliwir)